Oleh : La Ode Wahiyuddin
Mahasiswa adalah generasi muda yang memegang masa depan bangsa Indonesia dan Kabupaten Muna khususnya merupakan sumberdaya manusaia yang perlu di tempa dengan baik, dengan mengoptimalkan kemampuan dan pengembangan diri di kampusnya masing-masing yang tidak hanya terbatas pada upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi semata, tapi juga diarahkan kepada pencapain tujuan Pendidikan Nasional. Hal ini juga terwujud dengan adanya program pemerintah Kabupaten Muna dengan pertimbangan yang komprehensif dalam menunjang keberhasilan dalam bidang pendidikan yakni dengan memberikan fasilitas pendidikan, salah satunya adalah pengadaan asrama mahasiswa yang berada di dalam maupun di luar daerah. Hal tersebut sudah terlaksana dengan tersedianya fasilitas asrama muna di makasar, gorontalo, bandung, kendari dan Jogjakarta. Hal ini di harapkan agar dapat memberikan pemberdayaan mahasiswa dalam melaksanakan pendidikan yang nantinya akan dipergunakan sebesar-besaranya untuk daerah dalam membangun daerah lebih maju. Kronologisnya, Dengan menggunakan APBD tahun 2006 akhirnya asrama muna di Jogjakarta akan segera diadakan. Hal ini diyakinkan dengan kunjungan pemerintah dan DPRD Kabupaten Muna yang tergabung dalam tim Survey di Jogjakarta dalam rangka untuk menilai dan bernegosiasi melalui dialog khusus dengan mahasiswa atas tindak lanjut proposal yang telah diajukan sejak tahun 2001 melalui Himpunan Pelajar Mahasiswa Muna Sulawesi Tenggara.
Alhasil, Dengan realisasi anggaran yang disediakan untuk pengadaan asrama muna di Jogjakarta pada tahun 2006 yang semula dianggarkan senilai Rp 1.000.000.000,00 (satu milliar rupiah) yang tetapi kenyataannya anggaran untuk asrama hanya Rp 550.000.000. (lima ratus limapuluh juta rupiah) . Hal ini terjadi karena ada pengajuan proposal dari mahasiswa Bandung yang konon ceritanya proposal itu diajukan pada tahun 2006 dan entah mengapa hal ini tiba-tiba saja disetujui. Lain halnya dengan mahasiswa Jogjakarta yang begitu gigih memperjuangkan asrama sebagai secretariat dan juga symbol dari Kabupaten Muna di Jogjakarta, untuk mendapatkan asrama butuh lima tahun proses berjalan. Hal ini juga pernah didiskusikan oleh mahasiswa dan pemerintah kabupaten muna di Jogjakarta. Pengadaan asrama muna di bandung lebih besar dibandingkan asrama di Jogjakarta, Yang jelas-jelas semula anggaran itu untuk pengadaan asrama muna Jogjakarta. Tahun 2007 asrama muna diadakan dengan membeli rumah bekas warga, dengan ukuran 12 X 20 M. memiliki 2 lantai yang terdiri dari 7 kamar, 5 lima kamar mandi, dan ruang tamu, ruang tengah dan garasi. Dengan fasilitas 4 buah kursi ruang tamu, 1 buah TV dan 2 kompor Hock dan perabot rumah tangga lainnya.
Mahasiswa untuk bisa menempati asrama muna harus memenuhi berapa persayaratan misalnya saja minimal semester enam, memiliki prestasi, aktif dalam organisasi eksternal maupun internal dan lain persyaratan khusus, yang jelas mahasiswa untuk masuk ke asrama muna sangat ketat baik anak pejabat maupun bukan harus memenuhi persyaratan. Dan pada umumnnya penghuni asrama muna aktif dalam organisasi gerakan baik, di HMI Mpo, FMN, dan organisasi interns kampus baik terlibat dalam BEM,Himpunan mahasiswa jurusan, Dan tidak heran kalau penghuni asrama muna mampu menunjukan prestasinya dikampus masing-masing.
Tetapi dari beberapa prestasi tersebut ada menjadi kekurangan yang itu merupakan kebiasaan/ budaya orang muna ketika berbicara, apalagi kalau kumpul-kumpul diasrama muna. Penghuni asrama muna maupun teman-teman mahasiswa muna pada umumnya Ketika berbicara, suaranya sangat besar apalagi kalau tertawa ( kampare red bahasa Muna ) menimbulkan kegaduhan di lingkungan warga dan sangat meresahkan warga sekitar. “Maklum Jogjakarta itu berhati nyaman, Ketika berbicara dengan lembut dan pelan-pelan lain halnya dengan orang muna yang ketika berbicara kasar dan besar. Karena sering mendapat teguran dari warga lambat laut penghuni asrama muna mampu menyesuaikan dengn budaya Jogjakarta seperti pepatah lama “ Dimana Bumi di Bijak situ langit di Jinjing”.
Tetapi dari itu semua ada persoalan yang lebih serius dihadapi oleh penghuni asrama muna. Deretan permasalahan tersebut berkaitan dengan pangunan asrama muna mulai dari atap asrama, WC dan listrik dan pompa air dan lain lain sebagainya.
Atap asrama sudah padah bocor, lapuk dan rusak parah sehingga kalau musim penghujan tiba, air tembus masuk kedalam asrama, penghuni asrama di sibukan dengan menadah air hujan diember, kaleng, Loyang dan hal tersebut dilakukan secara terus menerus mulai dari pembelian asrama sampai dengan sekarang. Yang menjadi permasalah ketika penghuni asrama muna tidak berada diasrama alias lagi sementara kuliah, dengan terpaksa kamar kebanjiran, computer rusak, kasur basah, yang jelas cukup memprihatikan.
Kemudian mengenai kamar mandi/ WC, dari lima jumlah kamar mandi/ WC yang berfungsi hanya dua, dengan letak dan posisi kamar mandi berada di dalam kamar. kamar mandi sebelum di tempati oleh mahasiswa memang sudah mempunyai ciri-ciri kerusakan karena selang beberapa bulan ditempati baru ketahuan kalau beberapa kamar mandi rusak. Kerusakan tersebut karena saluran pembungan tersumbat,air tidak dapat mengalir kesaluran pembuangan. Sehingga ketika saluran itu tidak mampu menampung air yang terlalu besar air meluap keluar lewat lubang kloset mengalir kelantai-lantai asrama muna. Tersumbatnya saluran pembuangan di sebabkan oleh gempa bumi pada tahun 2006 yang lalu. Saluran pembuangan dibuat dalam bentuk permanen ( di cor ), sehingga karena getaran gempa bumi tersebut saluran pembuangan tertutup tanah.
Dengan daya kapasitas listrik yang sangat kecil tidak mampu meneragi lampu asrama, bayangkan saja ketika 3 buah unit computer di hidupkan kemungkinan besar skring listrik akan turun ( jeglet ). mahasiswa sangat was-was ketika mengerjakan tugas kuliah jangan sampai spaning listrik turun lagi. Seringnya spaning listrik itu jeglet ketika ada kegiatan/ acara mahasiswa muna di asrama, yang sangat membutuhkan penerangan, tamu-tamu biasanya di kagetkan dengan mati lampu, karena spaning listrik turun tidak mampu mengangkat tegangan listrik yang terlalu besar. Karena saking seringnya di naikan namun spaning tetap saja turun, dengan terpaksa acara kegiatan dalam kegelapan. Ironis sekali memang dengan kondisi listrik diasrama muna Jogjakarta.
Apalagi di perparah lagi dengan mesin pompa air yang sering rusak. Kerusakan pompa air sebenarnya sudah diberitahukan oleh pemilik rumah, yang harus segera diganti. Tetepi setelah pembelian asrama oleh pemerintah kab.muna pengantian pompa air tidak dilakukan, tetapi justru pompa air terseut dipakai sampai dengan sekarang. Tidak heran kalau pompa air tersebut sering rusak, sehingga mahasiswa terpaksa tidak bisa mandi dll diasrama muna itupun kalau ingin mandi terpaksa mencari kos-kos an teman atau numpang mandi diasrama putri Sulawesi Tenggara yang letaknya berdekatan dengan asrama muna. Untuk memperbaiki mesin tersebut biasanya dengan skill yang dimilki oleh penghuni asrama muna mampu juga dibenarkan oleh mahasiswa, tetapi sampai dari mesin air tersebut akan bertahan.
Permasalahan tersebut sudah sering di keluhkan oleh mahasiswa kepada pemerintah daerah, biaya pemeliharaan asrama sudah sering kali disampaikan baik secara prosedural dalam bentuk surat, proposal maupun secara persuasive disampaikan secara lisan kepada pemerintah daerah.
Perlu diketahui bahwa Beberapa kali pemerintah kabupaten muna melakukan kunjungan keasrama muna Jogjakarta baik DPRD maupun pemerintah daerah. Pemerintah sudah mengetahui secara jelas mengenai kondisi fisik asrama, misalnya saja ketika kunjungan Wakil Bupati Muna Drs Labunga Baka, yang mengetahui secara pasti kondisi asrama. Ketika itu di kejutkan dengan asrama muna kebanjiran. Kebanjiran bukan karena air hujan tetapi karena Saluran WC yang tersumbat. Wakil bupati menyaksikan secara lansung bagaimana kotoran manusia itu keluar dari lubang kloset mengotori lantai-lantai asrama, ketika itu asrama lagi sementara kosong. Sempat wakil bupati ada itikad memperbaiki saluran tersebut, Tetepi hanya sebatas penyedotan WC, namun hal tersebut dibesar-besarkan oleh Wakil Bupati sampai di munculkan dalam surat kabar kendari pos.
Kunjugan dilakukan juga oleh anggota DPRD komisi C yang meninjau kondisi asrama muna dijogjakarta sama, lagi –lagi melihat kondisi asrama. Selanjutnya beberapa bulan kemudian kunjungan yang dilakukan oleh dinas Bangunan dan Aset Daerah, sama juga halnya dengan yang lain melihat kondisi asrama.
Kunjungan telah dilakukan beberapa kali, anehnya kunjungan keasrama di Jogjakarta terus saja di lakukan, Tetapi sampai hari ini, biaya pemeliharaan asrama muna belum ada realisasinya. Atau jangan-jangan kenjungan keasrama muna sebagai sasaran atau korban agar pemerintah daerah bisa rekreasi di Jogjakarta yang terkenal sebagai tempat tujuan parawisata.
Untuk itu mahasiswa muna di jogjakarta yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Mahasiswa Muna Sulawesi Tenggara Jogjakarta sangat mengharapkan Kepedulian pemerintah daerah kabupaten Muna dalam hal pengembangan asset daerah dalam bidang pendidikan, terutama dalam bentuk bantuan bea siswa bagi mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu secara keuangan. Dan Khususnya untuk asrama mahasiswa kabupaten Muna yang merupakan symbol dan lambang daerah kabupaten muna memerlukan perhatian khusus dengan berbagai kemudahan, dan perawatan yang intensif oleh pemerintah daerah kabupaten muna agar pelaksanaan pendidikan dapat terwujud dengan baik tanpa ada hambatan –hambatan yang bersifat fisik maupun psikis dalam upaya pemberdayaan putra-putri daerah dan bangsa.
Penulis : Mahasiswa Paskarsarjana Magister Adminitrasi Publik UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar